Diniatkan sebagai maxi single tentang perjalanan hidup tanpa kepastian, “Rufus/Odyssey” yang rilis 12 Juli 2024 kemarin justru menjadi ekspresi solutif dari berbagai lika-liku refleksi diri The High Temples sebagai sebuah band yang makin memantaskan diri lepas dari segala warna turbulensi emosi yang membelenggu. Dominasi karakter prog rock mendapatkan gravitasi nya terutama pada single Rufus, mengukuhkan arah rock alternatif dari band asal Bandung ini.
Perjalanan band yang direpresentasikan melalui Odyssey, masih menampilkan corak bermusik mereka seperti single-single sebelumnya dijawab tuntas dan lugas melalui Rufus. Dibuka dengan ide dasar, “bagaimana jika yang kita butuhkan terkadang bukanlah sebuah jalan keluar, melainkan jalan ke dalam (diri sendiri)?. Hal inilah yang coba dikontraskan oleh supergrup asal Bandung yang diinisiasi oleh Pangestu Hning Bhawana (gitaris dan vokalis), Pramaditya Azhar (Drummer dan vokalis), Ditra Aditya Prasista (keyboardist), Esa Pralasa (gitaris), dan Defta Ananta (bassis).
“Odyssey menyelami kedalaman pengalaman dan merangkul getirnya sebuah perjuangan. Karena terkadang kita sebagai manusia lupa untuk mensyukuri segala unsur di dalam hidup ini yakni luka dan juga perayaan. Tanpa keduanya, diri yang seutuhnya mungkin tidak akan kita kenali,” jelas Defta. “Rufus, di sisi lain, adalah luapan kerinduan akan kejelasan dan pemahaman. The High Temples mencoba untuk membawa pendengarnya agar merasakan serta menunjukkan kerapuhan yang seringkali disembunyikan. Kita luput menyadari bahwa kerinduan tersebut adalah suatu kewajaran dari rumitnya dunia yang kita diami.,” ucap Estu.
Maxi single yang mereka produseri sendiri ini merupakan pembuka dari rangkaian proses produksi dan kreatif dari The High Temples pada tahun ini. Single ini direkam di beberapa studio seperti Redrose Records Studio Jakarta, Abad21 Studio dan Reog105 Studio Bandung. Sedangkan untuk mixing dan mastering dikerjakan di Sembunyi Studio Jakarta.
(Agung Setiawan)
