LIMOCAT, band yang lahir dari komunitas cover musik Jepang, akhirnya menandai debut seriusnya dengan EP perdana berjudul “Prolog”. Dirilis pada 26 Mei 2025, karya ini menjadi pernyataan berani yang jauh dari ekspektasi stereotip “Jepang-jepangan” sesuatu yang selama ini mungkin melekat di benak pendengar yang mengenal mereka dari era cover Yoasobi atau Aimer.
“Prolog” berisi enam nomor, dua di antaranya “Gusti Mboten Sare (Roda Pasti ‘Kan Berputar)” dan “Balada Keset Welcome” sudah lebih dulu memberi bocoran energi dan karakter baru LIMOCAT. Namun keseluruhan EP ini jauh lebih dari sekadar koleksi lagu. Ini adalah perjalanan batin yang penuh gejolak: tentang dendam, benci pada diri sendiri, dan keputusasaan yang akhirnya dilepaskan demi memulai hidup kembali. djalto (vokalis) menyebutnya sebagai “pembuka dari sebuah cerita,” di mana setiap konflik emosional akhirnya menemukan titik damai di lagu penutup “Epilog Kemarau”.
Bagi LIMOCAT sendiri, proses kelahiran “Prolog” bukan tanpa pergulatan. Irfan (drummer) mengaku ini adalah momen pembuktian, karena masing-masing personel datang dengan preferensi musik yang sangat berbeda, sebuah risiko yang justru melahirkan chemistry unik di antara mereka. Dari “Rekah” yang dibalut pop psychedelic hingga “Epilog Kemarau” yang menyentuh wilayah rock progresif, EP ini terasa berani dan sangat variatif.
Menariknya, meski berasal dari panggung cover musik Jepang, LIMOCAT tidak terdengar “ke-Jepang-Jepangan” sama sekali di EP ini. Justru, mereka mengejutkan dengan sentuhan aransemen yang segar, mengingatkan pada aura Barasuara namun lebih personal dan “raw.” Lirik-liriknya juga tidak memanjakan generasi masa kini dengan kata-kata manis atau hook instan. Ada semacam “candu” yang membuat kita ingin mendengarkan lebih dalam, meresapi setiap liku emosi di balik lagu-lagunya.
Artwork “Prolog” sendiri tak kalah kuat: prajurit yang terhimpit di medan perang di tengah hujan deras, digambar langsung oleh djalto. Visual yang seolah menegaskan: ini adalah pertarungan, tapi sekaligus pembebasan.
Dikutip dari Wista (bassist), “EP ini beneran kami kerjain dari hati, dan semoga semua energi yang kami taruh di dalamnya bisa sampai ke para pendengar. Perjalanan kami masih Panjang ini baru permulaan.”
Dan jika ini memang permulaan, maka “Prolog” adalah awal yang berani, di luar ekspektasi, dan layak jadi catatan penting di peta musik independen Jakarta.
Oleh Bayu Fajri







