Sudah cukup lama rasanya tak mendengar rilisan kompilasi dari lingkungan kampus yang benar-benar terasa kolektif dan hidup. Padahal, di era 90an, 2000an, hingga 2010an, album kompilasi semacam ini pernah menjadi pergerakan bawah tanah yang signifikan. Ia bukan cuma ajang unjuk karya, tapi juga proses kaderisasi yang melahirkan nama-nama besar dalam musik independen Indonesia.
Maka begitu kabar rilisnya Resonance Route datang ke meja redaksi, kami langsung tertarik. Rilisan ini adalah album kompilasi kelima dari UKM KOMMUST (Komunitas Musik Studio Tiga) yang berbasis di kampus Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang. Sebanyak 7 band dari lingkup internal UKM tersebut menyumbangkan lagu-lagu yang tidak hanya beragam secara genre, tapi juga merepresentasikan kondisi emosional dan sosial yang jujur dari para anggotanya.
Ragam Genre, Satu Semangat. Dari rock alternatif, grindcore, hingga pop 2010-an, Resonance Route menawarkan peta warna yang berani dan tak malu-malu. Proyek ini juga lahir dari dinamika nyata sebagai mahasiswa: penjadwalan rekaman yang tabrakan dengan kuliah, personel yang belum semua akrab dengan proses produksi profesional, hingga keterbatasan waktu dan energi.
Namun justru dari keterbatasan itulah muncul ketulusan yang terasa. Resonance Route terdengar seperti pelarian dan pelampiasan yang otentik. “Kami menjadikan musik sebagai tempat berlari dari rutinitas mahasiswa,” ujar Hanif Nurkholis, salah satu inisiator album. Sedangkan Ketua Umum KOMMUST, Al Ikhlasul Hakimi, menyebut ini sebagai bentuk dokumentasi historis dari band-band dalam lingkup mereka.
Tracklist dan Highlight Lagu
- “Sampai Kapan” – NAVVS
Lagu pembuka yang emosional dan reflektif, dibawakan dengan vokal yang matang dan progresi gitar yang menyentuh. - “Teduh” – Jadcoustic
Sajian akustik yang lembut dan manis. Cocok sebagai penyeimbang di tengah keragaman sonik kompilasi ini. - “PDP” – POSTAPOCALYPTICWRECKEDSHIP
Dengan nama band yang ekstrem, lagu ini pun tak kalah intens. Grindcore mentah dengan energi meledak-ledak. - “Better Us” – Blessember
Lagu pop yang dibalut aransemen kaya. Vokal Andini terasa lugas dan mengalir natural. - “Pola Berulang” – Freaksi
Nada-nada gelap dan repetitif, mencerminkan siklus toksik yang familiar bagi banyak pendengar muda. - “Quiet” – Wreckout
Rock modern yang powerful, memadukan gitar crunchy dan dinamika vokal yang bertenaga. - “Ada-ada Saja” – Zzimply
Lagu yang paling santai namun tetap penuh warna, menjadi penutup yang menyenangkan.
Kembali ke Akar, Menuju Masa Depan. Melalui rilisan ini, kami merasa seperti melihat hidupnya kembali sebuah semangat yang sempat hilang. Bukan semata kualitas produksi atau performa, tapi soal keberanian untuk berkumpul, berkarya, dan mempublikasikan hasilnya bersama. Di sinilah kekuatan Resonance Route: ia terasa jujur, kolektif, dan hidup.
Kami berharap album ini bukan hanya dokumentasi internal, tapi juga inspirasi eksternal. Semoga kampus-kampus lain tergerak melakukan hal serupa—karena sejatinya, regenerasi dan kaderisasi dalam musik independen dimulai dari ruang-ruang kecil seperti ini.
Oleh Bayu Fajri







