Event

Ketika Coachella Menyihir Dunia: Pantauan dari Pekan Pertama

Coachella 2025 resmi digelar pada 11–13 April di Empire Polo Club, Los Angeles, dan masih akan berlanjut di pekan kedua pada 18–20 April mendatang. Digelar selama dua akhir pekan berturut-turut, festival ini menyuguhkan ratusan penampil di enam panggung utama: Coachella Stage, Outdoor Theatre, Sahara, Mojave, Gobi, dan Sonora. Tahun ini, meskipun sempat disebut mengalami salah satu penjualan tiket terburuk dalam sejarahnya, Coachella tetap menjadi panggung yang menghadirkan pengalaman musik berskala global.

Di pekan pertama, siaran streaming-nya memukau lewat YouTube dengan visual high-definition, tata panggung megah, dan kualitas audio yang nyaris sempurna. Benson Boone mengejutkan publik saat tampil membawakan “Bohemian Rhapsody” bersama Brian May, gitaris legendaris dari Queen. Tak lama kemudian, Lady Gaga menyulap panggung utama menjadi pertunjukan broadway futuristik yang teatrikal dan visualnya mendominasi linimasa. Green Day tampil dengan semangat penuh dan menyisipkan kritik sosial lewat lirik baru: dalam lagu “Jesus of Suburbia”, Billie Joe Armstrong mengganti lirik menjadi “runnin’ away from pain like the kids from Palestine,” sebagai bentuk solidaritas terhadap warga sipil di wilayah konflik. Mereka juga menyindir politik dalam negeri AS lewat perubahan lirik dalam “American Idiot” menjadi “I’m not a part of a MAGA agenda.” Sementara itu, Jennie dan Lisa dari BLACKPINK tampil solo untuk pertama kalinya. Kolaborasi Charli XCX, Billie Eilish, Troye Sivan, dan Lorde juga menjadi momen viral tersendiri.

Tapi bukan hanya soal siapa yang tampil, melainkan bagaimana mereka tampil. Menyaksikan Coachella 2025 via streaming pada Sabtu pagi waktu Indonesia, terasa seperti melompat ke dimensi lain — tempat di mana konser bukan sekadar tontonan, melainkan perayaan imajinasi. Lady Gaga memimpin parade teatrikal yang membakar imajinasi, sementara panggung Benson Boone diwarnai kejutan legendaris. Produksi audio visualnya nyaris sempurna. Indonesia sebenarnya punya banyak festival keren, dan Synchronize Festival dalam dua tahun terakhir sudah mulai menggarap konsep tata panggung dengan serius. Tapi melihat kemegahan Coachella membuat pertanyaan besar menggantung di kepala: Bisakah industri konser dan festival kita menyentuh level ini? Bukan hanya dari sisi artis, tapi juga dalam hal pengalaman penonton, pendekatan visual, dan konsistensi kuratorial. Coachella mungkin bukan festival paling sempurna dalam segala hal, tapi satu hal pasti: mereka tahu bagaimana merayakan musik seperti sebuah drama kolosal.

Adapun sejumlah penampil besar lainnya seperti Blur, J Balvin, Grimes, Lana Del Rey, dan Doja Cat dijadwalkan tampil kembali pada akhir pekan kedua, menyusul jajaran setlist yang sebagian besar akan diulang namun dengan kejutan tambahan. Dengan lineup yang masih menjanjikan dan hype yang terus bergulir, pekan kedua Coachella patut ditunggu sebagai penutup dari perayaan musik global yang tak hanya megah, tapi juga penuh karakter.

Oleh CakHend

Shares:

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *