Single ke-3 dari Para.diksi bertajuk “Manusia” ini menganalisis dengan tajam pentingnya memilki value sebagai seorang manusia. Kehidupan tanpa value menghilangkan eksistensi manusia. Manusia yang tidak utuh akan sangat mudah rapuh dan kehabisan energi hidup. Lama kelamaan tergerus dan lupa dirinya sendiri, bahkan jenuh menjadi manusia. Selain sebagai ungkapan kegelisahan, lagu ini juga sebuah formula anti bosan dari sebuah band asal Pekalongan.
Instrumentasi orkestra tipis-tipis di intro membungkus base gitar akustik sebagai latar bagi vokal khas indie folk yang familiar kita dengar. Tak lama kita disuguhi padanan elemen akustik pop dan folk tersebut lanjut disambut dengan aransemen melodik dengan kombinasi biola yang megah. Pada tahap ini, Para.diksi ingin membahas fakta sosial dari value manusia secara sederhana. Menjalani kehidupan sehari-hari tanpa diapresiasi terkadang menjemukan, berdiam diri juga merupakan keputusan yang melelahkan. Aransemen tenang dan santai ini dibuka dengan lirik-lirik yang Introspektif yang sejalan dengan nuansa yang dibangun.
Vokal dan lirik yang mulai menguat di bagian tengah layaknya satu tarikan napas tanpa jeda. Pendengar dibuat hanyut dengan kemasan vokalisasi khas pop punk untuk menekankan kegelisahan eksistensial yang dialami manusia saat proses menemukan kembali value dalam diri. Lagu ini sangat tepat diberi sentuhan Instrumentasi Orkestra untuk menambah nuansa penuh harapan, hangat namun tetap bermakna menambah syukur akan nilai dalam diri pendengar.
Tanjakan dramatis terbangun mulus. Bagian tengah hingga akhir lagu disisipkan backing vokal lembut menyusup, flute mengalun ringan sekaligus dalam. Transisi bagian akhir menjadi sedikit keras dan berat dengan tabuhan drum progresif penuh semangat mengiringi solo gitar elektrik dengan sentuhan rock 90an. Sebuah kecerdasan untuk tidak membuat bosan dari awal seakan hampir kehilangan value sampai bagian akhir menemukan kembali value energi hidup dalam diri.
(Agung Setiawan)

