Sabtu malam, 7 September 2024, coffeewar kembali menjadi tuan rumah bagi acara musik bertajuk “Main di coffeewar”. Kali ini, giliran musisi-musisi asal Medan—Yoko City Ghost, Ariffatur, dan Turbokidz—yang tampil, membawa suasana Medan-Jakarta PP dalam sebuah rangkaian mini-tour. Kami mendapat informasi tentang acara ini dari seorang rekan dan langsung tertarik untuk hadir. Bagaimana tidak, coffeewar selalu berhasil menghadirkan atmosfer gigs yang intim dan hangat, terutama bagi komunitas indie lokal.
Namun, seperti dalam banyak gigs live, kendala teknis tak bisa dihindari. Kami tiba sekitar pukul 19.45, namun acara baru dimulai sekitar pukul 20.45. Ternyata, masalah utama datang dari drumset yang tidak tiba tepat waktu. Beruntung, komunitas musik yang solid di coffeewar bergerak cepat. Dado Darmawan dari Kobra Musik segera menghubungi Rey dari Maspam Records, yang tak jauh dari coffeewar, untuk meminjam drumset sehingga acara dapat dimulai. Ini adalah bukti nyata dari semangat gotong royong dalam skena musik independen.
Ariffatur membuka penampilan malam itu dengan suguhan yang sederhana namun penuh pesona. Hanya dengan gitar dan keyboard, Ariffatur mampu menarik perhatian penonton dengan musik indie singer-songwriter-nya yang tenang namun berkarakter. Tampilannya begitu santai, tetapi kehadirannya tetap kuat, membuat suasana coffeewar terasa lebih dekat dan intim. Penampilan selanjutnya, Turbokidz, mengubah suasana dengan musik pop alternatif mereka yang energik. Suasana penonton mulai menghangat, dan Turbokidz memastikan semua orang terhibur dengan lagu-lagu mereka.
Namun, malam itu sesungguhnya ditunggu-tunggu untuk kehadiran Yoko City Ghost. Band asal Medan yang sedang dalam rangkaian mini-tour di Jakarta ini tampil dengan formasi yang sedikit berbeda. Gitaris mereka harus kembali ke Medan lebih awal karena urusan mendesak, sehingga Ariy, sang bassist, mengambil alih posisi gitar, dan seorang additional bassist mengisi kekosongan. Selain itu, kendala teknis lainnya datang dari synthesizer mereka yang rusak, memaksa mereka untuk tampil dengan setlist terbatas.
Meskipun dengan berbagai keterbatasan, Yoko City Ghost tetap mampu tampil dengan baik dan memberikan energi yang kuat kepada penonton. Sayangnya, karena keterbatasan waktu dan kendala teknis, mereka tidak dapat memenuhi permintaan encore dari penonton yang sudah terlanjur menikmati malam itu.
Kendala-kendala yang dihadapi Yoko City Ghost sebenarnya mencerminkan tantangan yang sering dihadapi oleh band independen saat menjalani tur kecil seperti ini. Namun, mereka menunjukkan kemampuan adaptasi yang baik, yang menjadi salah satu aset mereka untuk bersaing di industri musik yang dinamis ini. Musik mereka unik, asik, dan sangat berkarakter, dengan penampilan yang tetap menarik meski harus menghadapi berbagai masalah teknis.
Bagi kami, adaptasi memang penting, tetapi menjadi well-prepared adalah kunci untuk mengurangi potensi kendala seperti ini di masa depan. Setiap musisi, terutama band yang sedang tumbuh, harus memastikan bahwa segala sesuatu terencana dengan baik, terutama ketika tampil di kota lain. Hal ini bisa meminimalisir risiko “sport jantung” yang dapat terjadi di atas panggung. Yoko City Ghost sudah memiliki modal besar untuk terus melaju di industri musik dengan musik mereka yang menarik, tetapi kami harap ke depannya mereka bisa lebih siap dalam menghadapi setiap tantangan.




Terlepas dari segala kendala, malam itu tetap menjadi malam yang menyenangkan. Yoko City Ghost sukses menutup rangkaian mini-tour mereka di coffeewar dengan baik. Kami sangat menantikan penampilan mereka berikutnya, dengan harapan mereka bisa melangkah lebih jauh lagi. Mereka punya potensi, mereka punya karakter, dan sekarang saatnya membuktikan diri mereka di panggung yang lebih besar.
(Bayu Fajri)






